WhatsApp, Aplikasi yang Paling Banyak Ditemukan Penipuan di Indonesia

Demografi

Premium

Nabilah Muhamad 04/11/2025 17:12 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan GASA, ada 35% responden dewasa di Indonesia yang mengalami penipuan dalam setahun terakhir. WhatsApp jadi platform yang paling banyak dilaporkan penipuan, dengan proporsi 89%.

10 Aplikasi yang Paling Banyak Dilaporkan Penipuan di Indonesia (2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “WhatsApp, Aplikasi yang Paling Banyak Ditemukan Penipuan di Indonesia”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Aplikasi yang Paling Banyak Dilaporkan Penipuan di Indonesia (2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Laporan State of Scams in Indonesia 2025 yang dirilis Global Anti-Scam Alliance (GASA) menunjukkan, 35% responden orang dewasa di Indonesia pernah mengalami penipuan dalam 12 bulan terakhir.

"Setiap korban penipuan di Indonesia rata-rata mengalami penipuan sebanyak 2,2 kali (dalam periode tersebut)," tulis GASA dalam laporannya.

Berdasarkan platformnya, WhatsApp menjadi aplikasi paling sering dimanfaatkan untuk aksi penipuan di Indonesia, dengan 85% percobaan penipuan.

Posisi berikutnya ditempati oleh Telegram dan Facebook, masing-masing dengan proporsi 40% dan 37%.

Berikut daftar aplikasi yang paling banyak dilaporkan untuk penipuan di Indonesia pada 2025:

WhatsApp: 89%
Telegram: 40%
Facebook: 37%
Gmail: 32%
Instagram: 28%
TikTok: 13%
X/Twitter: 9%
WeChat: 3%
Tinder: 2%
Outlook.com: 2%

GASA juga menemukan, penipuan investasi menjadi jenis yang paling banyak dialami masyarakat Indonesia, persentasenya mencapai 63%.

Bentuk penipuan yang banyak terjadi berikutnya adalah penipuan belanja online (62%), penggalangan dana palsu (55%), dan penipuan uang tak terduga (55%).

GASA melakukan survei terhadap 1.000 responden berusia 18 tahun ke atas di Indonesia, lalu dikerucutkan menjadi 360 responden yang mengaku pernah mengalami penipuan dalam 12 bulan terakhir.

Secara umum, responden terdiri dari 50% laki-laki dan 50% perempuan. Berdasarkan kelompok usia, responden gen X (45-60 tahun) sebanyak 35%, milenial (29-44 tahun) 34%, gen Z (18-28 tahun) 24%, dan baby boomers (61-70 tahun) 6%.

Pengambilan data dilakukan secara online pada 26 Februari-14 Maret 2025.

(Baca: Kasus "Scam" di Indonesia Timbulkan Kerugian Triliunan Rupiah)

Editor : Erlina Fury Santika