Jumlah Prajurit TNI yang Diterjunkan ke Papua menurut KontraS 2024-2025

Menurut pemantauan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), sepanjang Oktober 2024-September 2025, tanah Papua menjadi episentrum kekerasan oleh TNI dengan 23 peristiwa.

KontraS mengatakan, tingginya angka kekerasan yang dilakukan oleh prajurit TNI di Papua sejalan dengan masifnya penugasan prajurit TNI ke Bumi Cendrawasih.

“Terhitung sejak Oktober 2024-September 2025 telah terdapat 5.859 prajurit TNI yang dikirim ke Papua untuk beragam alasan,” tulis KontraS dalam laporannya.

Dari jumlah tersebut, alokasi prajurit terfokus untuk Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua New Guinea (Satgas Pamtas RI-PNG), dengan jumlah mencapai 3.270 prajurit.

Dilanjutkan dengan pengerahan pasukan untuk kepentingan Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan sebanyak 2.108 prajurit, Bawah Kendali Operasi (BKO) 450 prajurit, dan Satgas Swasembada 31 prajurit.

KontraS mengatakan, merujuk data kekerasan yang masif di Papua, maka pengerahan pasukan ke Papua dengan alasan "meningkatkan pembangunan" menjadi tidak relevan.

Pasalnya, KontraS menilai hal itu bertentangan dengan profesionalisme militer yang seharusnya fokus untuk pertahanan dan bukan pada urusan pembangunan sipil, apalagi terlibat sebagai tenaga kerja teknis pada proyek strategis nasional (PSN).

“Hal tersebut juga menggerus kesempatan lapangan pekerjaan dan ruang gerak dari warga sipil setidaknya yang berada di sekitar wilayah PSN,” jelas KontraS.

(Baca: Papua Tengah, Pusat Konflik Bersenjata dan Kekerasan di Papua 2024)