Ada Pungli dan Makanan Tak Higienis, Keluhan Terbesar Terkait MBG

Demografi

Lite

Erlina Fury Santika 22/09/2025 16:22 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Data yang dikumpulkan melalui posko pengaduan JPPI, terdapat sejumlah keluhan terkait MBG. Terbesar adalah adanya pungli dan makanan yang tak bergizi atau tak higenis.

Keluhan Orang Tua dan Anak Terkait Program MBG Menurut Posko Pengaduan JPPI (Desember 2024-Februari 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Ada Pungli dan Makanan Tak Higienis, Keluhan Terbesar Terkait MBG

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Keluhan Orang Tua dan Anak Terkait Program MBG Menurut Posko Pengaduan JPPI (Desember 2024-Februari 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) membuka posko pengaduan secara langsung (offline) maupun online terkait implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Aduan yang masuk dari orang tua dan anak-anak sekolah penerima program tersebut menunjukkan, hal paling marak terjadi dalam eksekusi MBG adalah adanya pungutan liar (pungli) yang terhimpun 32% dari total aduan.

Lalu ada juga yang mengadukan makanan tidak bergizi dan tidak higienis, dengan proporsi 29%.

Keluhan lainnya, yakni MBG menciptakan limbah sampah (20%), warung sekitar gulung tikar (9%), adanya penolakan (5%), murid mendapatkan makanan sedangkan guru tidak (3%), dan distribusi tidak merata (2%).

Meski eksekusi MBG baru berjalan efektif Januari 2025, JPPI sudah membuka posko pengaduan ini sejak Desember 2024 dan dihitung hingga Februari 2025.

(Baca: Ada 5,5 Juta Penerima MBG Awal Juli 2025, Mayoritas Siswa SD)

Laporan teranyar JPPI juga mengungkap, MBG menimbulkan keracunan hingga 5.360 kasus per September 2025.

JPPI meyakini, jumlah kasus itu bisa dipastikan lebih besar, sebab banyak sekolah dan pemerintah daerah justru memilih menutupi kasus.

Koordinator Nasional JPPI, Ubaid Matraji, menyebut, kasus keracunan ini justru menandakan adanya kesalahan sistemik dan kegagalan tata kelola yang dikoordinasikan Badan Gizi Nasional (BGN). Dia juga sangat prihatin sebab banyak anak-anak yang harus dilarikan ke rumah sakit, bahkan ada korban dengan kondisi yang hampir kritis.

(Baca: Keracunan Akibat MBG Tembus 5.360 Kasus per September 2025)

Editor : Erlina Fury Santika