MA Indonesia Terima 31 Ribu Perkara Sepanjang 2024, Ini Jenisnya

Sepanjang 2024, Mahkamah Agung (MA) Indonesia menerima 30.991 perkara. Jumlah tersebut terdiri atas perkara pidana khusus, perdata, tata usaha negara, pidana, perdata khusus, perdata agama/jinayah, dan pidana militer.

Kasus pidana khusus yang paling banyak diterima dengan 10.284 perkara. Diikuti perdata dengan 8.202 perkara, tata usaha negara 7.479 perkara, dan pidana 2.007 perkara.

Selanjutnya, perdata khusus 1.415 perkara, perdata agama/jinayah 1.157 perkara, dan pidana militer 447 perkara.

“Jumlah perkara yang diterima oleh MA tahun 2024 meningkat 13,72% jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang menerima 27.252 perkara,” tulis MA dalam Laporan Tahunan 2024.

Menurut MA, peningkatan jumlah kasus yang diregistrasi 2024 dibandingkan 2023 terjadi pada perkara perdata yang naik 32,25%; pidana khusus 28,02%; pidana 18,20%; dan pidana militer 0,90%.

Sementara itu, jenis perkara yang mengalami penurunan jumlah registrasi dibandingkan 2023 adalah perkara perdata agama/jinayah yang turun 29,71%; tata usaha negara 3,77%; dan perdata khusus 2,95%.

Adapun akumulasi kasus pada 2024 ditambah dengan perkara yang belum diselesaikan selama 2023 mencapai 31.138 perkara.

Dari jumlah tersebut, 99,26% kasus berhasil diputus dan sisanya ditangani pada 2025. Menurut MA, lantaran ada perkara sisa dari 2023 dan registrasi kasus lebih banyak, maka beban penanganan pada 2024 pun meningkat.

“Beban penanganan perkara (2024) meningkat 13,18% jika dibandingkan dengan tahun 2023 yang berjumlah 27.512 perkara,” kata MA.

(Baca: 29 Hakim Jadi Tersangka Korupsi dalam 13 Tahun Terakhir)