Data Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) menunjukkan, ada 4,81 juta pengungsi Suriah teregistrasi per 30 November 2024.
UNHCR kemudian mengelompokkan berdasarkan usia dan jenis kelamin. Kelompok usia 0-4 tahun, terdiri atas 7,4% laki-laki dan 7% perempuan dari total pengungsi.
Kelompok 5-11 tahun dengan rincian 10% laki-laki dan 9,5% perempuan.
Selanjutnya kelompok 12-17 tahun, terdiri atas 7,2% laki-laki dan 6,8% perempuan.
Lalu kelompok 18-59 tahun, terdiri atas 25,1% laki-laki dan 23.4% perempuan. Kelompok usia produktif ini paling banyak dibandingkan dengan kumpulan lainnya.
Terakhir, kelompok lebih dari 60 tahun, terdiri atas 1,6% laki-laki dan 1,9% perempuan.
Berdasarkan tipologi tempat tinggal, populasi pinggiran kota dan desa, serta total perkotaan mencapai 4,54 juta orang. Adapun yang di pengungsian sebesar 275,29 ribu orang.
UNHCR melaporkan, angka ini mencakup 1,9 juta warga Suriah yang terdaftar oleh pihaknya di Mesir, Irak, Yordania, dan Libanon. Serta ada 3,76 juta warga Suriah yang terdaftar di pemerintah Turki dan lebih dari 41 ribu pengungsi Suriah yang terdaftar di Afrika Utara.
Adapun data demografi pengungsi didasarkan pada data yang tersedia dari Mesir, Irak, Yordania, Libanon dan Turki.
(Baca juga: Ada 4,8 Juta Pengungsi Suriah, Ini Sebaran Negara Suakanya)
Runtuhnya Rezim Baath Suriah Setelah Berkuasa 61 Tahun
Melansir Katadata, kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang pada Minggu (8/12/2024), setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad. Kelompok anti-rezim berhasil memasuki Damaskus, menandai puncak serangkaian perkembangan dramatis sejak akhir bulan lalu.
Sebenarnya gelombang protes rakyat yang menuntut kebebasan sudah dimulai pada 2011, tetapi rezim Assad merespons dengan kekerasan terhadap para aktivis yang menyerukan perubahan. Tindakan represif yang menewaskan ribuan orang tersebut memicu perang saudara di Suriah.
Setelah pengambilalihan oleh kelompok anti-rezim di Damaskus itu, keberadaan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, tidak diketahui.
Partai Sosialis Arab Baath pertama kali berkuasa di Suriah pada 1963 melalui kudeta militer. Pada 1970, Hafez al-Assad, ayah dari Bashar al-Assad, penguasa Suriah yang baru saja terguling, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta internal partai. Dia menjadi presiden pada 1971. Setelah kematian Hafez al-Assad pada 2000, Bashar al-Assad melanjutkan kepemimpinan rezim Baath.
(Baca Katadata: Kronologi Runtuhnya Rezim Baath Suriah Setelah Berkuasa 61 Tahun)