Data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyebut, kawasan cagar budaya nasional (KCBN) Muarajambi di Muaro Jambi, Provinsi Jambi, memiliki luas 3.981 hektare (ha).
KCBN Muarajambi memiliki 11 candi utama. Candi-candi itu di antaranya adalah Candi Gumpung, Gumpung I, Gumpung II, Tinggi, Tinggi I, Astano, Kembarbatu, Gedong I, Gedong II, Kedato, dan Teluk I. Hal tersebut sesuai dengan olah data dari Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kepmen) Nomor 259/M/2013 dan tayangan Narasi TV.
Di samping itu, ada empat candi dalam pemugaran, yakni Candi Koto Mahligai, Candi Parit Duku, Candi Sialang, dan Menopo Alun-Alun.
Jumlah candi masih mungkin bertambah, sebab ada 82 reruntuhan candi yang masih tertimbun di bawah gundukan-gundukan kecil atau biasa disebut menapo. Namun reruntuhan ini belum ditemukan dan belum ada penjelasan mengenai jumlah candi utuh yang bisa dibangun dari reruntuhan yang potensial itu.
Dengan modal luas kawasan hampir 4 ribu hektar itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid berharap, KCBN Muarajambi dapat menjadi ikon budaya yang lebih terkenal dibandingkan Angkor Wat, Kamboja. KCBN Muarajambi bahkan disebut-sebut sebagai salah satu situs peninggalan Buddha terbesar di Asia Tenggara.
“Dalam 5 tahun kedepan pemerintah menargetkan Muara Jambi lebih hebat dari Angkor Wat karena potensinya ada,” kata Hilmar Farid diberitakan Katadata, Rabu (5/6/2024).
Sebagai informasi, Angkor Wat, Kamboja, memiliki luas 163 ha. Artinya, luas KCBN Muarajambi hampir 26 kali lipat lebih besar Angkor Wat.
Proyek peremajaan KCBN Muarajambi menjadi yang terbesar kedua setelah revitalisasi Candi Borobudur pada 1973. Situs budaya yang berlokasi di Jawa Tengah ini memiliki luas yang lebih kecil, yaitu hanya 85 ha.
Sementara situs Nalanda Mahavihara, sebuah vihara kuno yang menjadi pusat pembelajaran di India, tercatat memiliki area seluas 23 ha.
Potensi yang besar itulah membuat KCBN Muarajambi telah terdaftar dalam tentative list Warisan Dunia UNESCO sejak 2009. Melalui usulan tersebut, situs bersejarah ini diharapkan mendapat perhatian lebih luas secara global serta memperkuat posisinya sebagai salah satu situs paling bersejarah di dunia.
(Baca juga: Pendapatan Sejumlah Museum dan Cagar Budaya RI Diproyeksikan Naik pada 2025)