306 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Senin, 2 Juni 2025)

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 306 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 76 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Senin (2/6/2025) pukul 11.08 WIB. Dari 306 titik panas terdeteksi, 10 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 288 titik skala sedang, dan 8 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Aceh sebanyak 100 titik. Sumatera Utara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 75 titik. Sumatera Barat berada di posisi ketiga sebanyak 65 titik panas.

Sebanyak 14 titik panas terdeteksi di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur menyusul dengan 13 titik panas, serta Riau dan Kepulauan Riau masing-masing memiliki 9 dan 6 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Negara dengan Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia, Indonesia Pertama)