KLHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 137 Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 14 November 2025)
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 137 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 71 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (14/11/2025) pukul 11.53 WIB. Dari 137 titik panas terdeteksi, 134 titik skala sedang dan 3 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 41 M Guncang Phala Hawaii)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Tengah sebanyak 35 titik. Maluku Utara menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 30 titik. Riau berada di posisi ketiga sebanyak 16 titik panas.
Sebanyak 11 titik panas terdeteksi di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah menyusul dengan 11 titik panas, serta Kalimantan Timur dan Sulawesi Selatan masing-masing memiliki 8 dan 7 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Indonesia Jadi Negara Paling Sering Dilanda Gempa Bumi per 2025)