Angka Ketidakcukupan Konsumsi Pangan Penduduk Kota Banjar Turun 5,13% pada 2024
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kota Banjar, Jawa Barat sebesar 5,13% pada 2024.
Angka tersebut turun 0,42% dari tahun sebelumnya sebesar 5,55%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 0,98%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,27% pada 2024. Berarti, PoU di Kota Banjar lebih rendah dibanding rata-rata nasional.
Menurut Badan Pangan Nasional (Bapanas), PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat.
Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kota Banjar yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 5,13% dari total penduduk.
Dibanding 26 kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Barat, PoU di Kota Banjar ada di urutan ke-6. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kota Depok (4,52%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kota Bogor (7,98%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat pada 2024.
- Kota Depok: 4,52%
- Kabupaten Bekasi: 4,6%
- Kota Bekasi: 4,88%
- Kabupaten Garut: 5,02%
- Kabupaten Karawang: 5,1%
- Kota Banjar: 5,13%
- Kabupaten Pangandaran: 5,22%
- Kota Tasikmalaya: 5,31%
- Kabupaten Cianjur: 5,37%
- Kabupaten Sumedang: 5,43%
(Baca: FAO: 43,5% Penduduk Indonesia Tak Mampu Beli Makanan Sehat pada 2024)