Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Bukit Tinggi mengalami sedikit penurunan menjadi 4,08 persen pada tahun 2024. Meskipun demikian, jumlah penduduk miskin meningkat tipis menjadi 5.820 jiwa. Kenaikan jumlah penduduk miskin sebesar 40 jiwa ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk Kota Bukit Tinggi yang mencapai 3,4 persen, sehingga total penduduk menjadi 140.089 jiwa.
Pertumbuhan angka kemiskinan Kota Bukit Tinggi pada tahun 2024 menunjukkan penurunan sebesar 0,73 persen. Dibandingkan dengan daerah lain di Sumatera Barat, Kota Bukit Tinggi menempati peringkat 143 dalam hal persentase kemiskinan di tingkat pulau. Sementara itu, di tingkat nasional, Kota Bukit Tinggi berada di peringkat 477. Perkembangan ini menunjukkan bahwa Kota Bukit Tinggi masih menghadapi tantangan dalam upaya menekan angka kemiskinan.
(Baca: 97,6% Penduduk di Kabupaten Pasaman Barat Beragama Islam)
Secara historis, persentase kemiskinan di Kota Bukit Tinggi berfluktuasi selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan terendah tercatat pada tahun 2004 sebesar 3,32 persen, sementara persentase tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan 7,2 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2008 sebesar 37,67 persen, sedangkan pertumbuhan terendah tercatat pada tahun 2009 dengan -14,03 persen. Dibandingkan dengan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), angka kemiskinan saat ini sedikit lebih baik. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024), angka kemiskinan saat ini relatif stabil. Pada tahun 2024, urutan persentase kemiskinan Kota Bukit Tinggi berada di urutan 477 dari seluruh kabupaten/kota di Indonesia, sedikit lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di urutan 485.
Jika dibandingkan dengan daerah tetangga di Sumatera Barat yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Kota Bukit Tinggi menunjukkan posisi yang cukup kompetitif. Kota Padang memiliki persentase kemiskinan 4,06 persen, Kota Pariaman 4,26 persen, Kota Payakumbuh 5,19 persen, Kota Sawahlunto 2,33 persen, Kota Solok 3,07 persen, dan Kabupaten Tanah Datar 4,28 persen. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan kemiskinan di Kota Bukit Tinggi sejalan dengan upaya yang dilakukan di daerah lain di Sumatera Barat.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Yalimo Periode 2009 - 2024)
Kota Padang
Kota Padang mencatatkan persentase kemiskinan sebesar 4,06 persen, menempatkannya pada peringkat 479 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 41.400 jiwa, atau 180 besar di Indonesia, meskipun mengalami penurunan sebesar 1,36 persen. Jumlah penduduk Kota Padang mencapai 939.851 jiwa, yang merupakan 94 besar di Indonesia, dengan pertumbuhan 1,22 persen. Garis kemiskinan di Kota Padang tercatat sebesar Rp 736,79 ribu per kapita per bulan, mengalami pertumbuhan 5,45 persen. Dengan pendapatan per kapita mencapai Rp 88,23 juta per tahun, pertumbuhan ekonomi di kota ini adalah 4,37 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa Kota Padang memiliki jumlah penduduk miskin yang signifikan dibandingkan dengan total populasi yang ada.
Kota Pariaman
Kota Pariaman berada di urutan 470 nasional dengan persentase kemiskinan 4,26 persen. Jumlah penduduk miskin di kota ini adalah 4.010 jiwa, berada di urutan 501 di Indonesia, dengan pertumbuhan 2,56 persen. Jumlah penduduk Kota Pariaman mencapai 102.765 jiwa, menempatkannya di urutan 456 secara nasional dan tumbuh 3,3 persen. Garis kemiskinan di Kota Pariaman tercatat Rp 609,29 ribu per kapita per bulan, meningkat 5,7 persen. Pendapatan per kapita mencapai Rp 69,17 juta per tahun, naik 4,48 persen. Dengan demikian, Kota Pariaman memiliki tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan beberapa kota lain, tetapi menunjukkan pertumbuhan yang positif di berbagai sektor.