Data United Nations Development Programme (UNDP) menunjukkan, skor Indeks Pemberdayaan Perempuan atau Women’s Empowerment Index (WEI) 2022 yang diperoleh Indonesia sebesar 0,568 poin dari skala 0-1 poin.
Dari penilaian itu, UNDP menggolongkan Indonesia ke dalam kelompok pemberdayaan perempuan rendah di dunia. Bahkan dalam wilayah yang lebih spesifik seperti di Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN, Indonesia hanya mampu bertengger di posisi keenam.
Posisi pertama kawasan ASEAN dipegang oleh Singapura dengan perolehan 0,757 poin. Ini menempatkan Singapura dalam kategori pemberdayaan perempuan menengah-atas dunia, sekelompok dengan Austria, Kanda, Inggris, hingga Amerika Serikat.
Posisi kedua diduduki Thailand dengan perolehan 0,635 poin. UNDP memasukkan Thailand dalam kelompok menengah ke bawah.
Selanjutnya ditempati oleh Vietnam sebesar 0,612 poin; Filipina 0,618 poin; dan Laos 0,582 poin.
Di bawah Indonesia ada Kamboja dengan perolehan 0,542 poin dan Myanmar sebesar 0,518 poin.
Sebagai catatan, UNDP belum mendapatkan data dari Malaysia, Brunei Darussalam, dan Timor Leste dalam kawasan ASEAN.
Indeks ini mengukur pemberdayaan perempuan dalam lima dimensi pembangunan manusia, di antaranya kehidupan dan kesehatan yang baik; pendidikan, pengembangan keterampilan dan pengetahuan; inklusi ketenagakerjaan dan keuangan; partisipasi dalam pengambilan keputusan; dan kebebasan dari kekerasan.
Adapun skor rerata global WEI mencapai 0,607 poin pada 2022. Namun, UNDP menyoroti adanya variasi atau perbedaan yang cukup jauh antara kelompok pembangunan yang rendah dengan yang tinggi.
Negara kategori pemberdayaan rendah mengantongi skor rata-rata WEI sebesar 0,432 poin. Kelompok ini lebih banyak diisi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Sementara kelompok yang tinggi reratanya bisa mencapai 0,734 poin.
UNDP menilai, kekuasaan dan kebebasan perempuan untuk membuat pilihan dan memanfaatkan peluang masih sangat terbatas. Secara global perempuan diberdayakan untuk mencapai, rata-rata, hanya 60,7% dari potensi penuh mereka sebagaimana diukur oleh WEI.
"Ini berarti bahwa defisit dalam pemberdayaan perempuan mencapai hampir 40%," tulis UNDP dalam laporan The Paths to Equal, twin indices on women's empowerment and gender equality.
(Baca juga: 10 Negara dengan Pemberdayaan Perempuan Tertinggi Dunia 2022, Eropa Mendominasi)