Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), data per Mei 2025, volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 jika ditotal untuk 10 provinsi teratas besarnya mencapai 152,88 juta kg. Nilai dari jumlah 10 provinsi tersebut, proporsinya mencapai 100% dari total seluruh provinsi.
Urutan pertama adalah Kep. Riau, wilayah ini mencatatkan hingga 80,68 juta kg. Provinsi ini mencatatkan peningkatan 55,16 juta kg dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
(Baca: Statistik Nilai Impor Aluminium dan Barang Daripadanya asal Pelabuhan Kode Hs 76 Periode 2018-2023)
Setelahnya Kalimantan Selatan di urutan kedua. Dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 di provinsi ini tumbuh 15,6 ribu%. Jumlah volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 di provinsi ini dilaporkan 42,18 juta kg. Adapun untuk periode sebelumnya tercatat sebanyak 2,67 juta kg.
Berikutnya, volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 di Kalimantan Timur naik 117,06% menjadi 9,85 juta kg dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, Sumatera Utara dengan volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 6,44 juta kg (naik 251,91 ribu%) dan DKI Jakarta dengan volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 4,79 juta kg (naik 19,87%)
(Baca: Inilah Produk yang Banyak Diimpor Indonesia dari Jerman pada 2023)
Berikut ini adalah daftar sepuluh provinsi yang mencatatkan volume impor kapal, perahu, dan struktur terapung asal pelabuhan kode hs 89 dengan jumlah tertinggi:
- Kep. Riau 80,68 juta kg
- Kalimantan Selatan 42,18 juta kg
- Kalimantan Timur 9,85 juta kg
- Sumatera Utara 6,44 juta kg
- DKI Jakarta 4,79 juta kg
- Jawa Timur 2,97 juta kg
- Nusa Tenggara Timur 2,18 juta kg
- Kalimantan Tengah 2,15 juta kg
- Kalimantan Utara 1,23 juta kg
- Kalimantan Barat 406 ribu kg