Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Sorong Selatan pada tahun 2024 sebesar 17,83%, sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 18,11%. Jumlah penduduk miskin meningkat menjadi 9.400 jiwa, dari sebelumnya 9.350 jiwa. Peningkatan jumlah penduduk juga tercatat, dari 52.854 menjadi 55.904 jiwa.
Perkembangan kemiskinan di Sorong Selatan menunjukkan penurunan sebesar 1,55% pada tahun terakhir. Dibandingkan kabupaten lain di Papua Barat Daya, Sorong Selatan berada di urutan tengah dalam persentase kemiskinan. Pertumbuhan penduduk yang signifikan, yaitu sebesar 5,77%, turut mempengaruhi dinamika angka kemiskinan di wilayah ini.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Klungkung | 2004 - 2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Sorong Selatan selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2004 sebesar 31,73%, sedangkan terendah pada tahun 2024 yaitu 17,83%. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 12,63% dan terendah pada tahun 2008 turun 20,98%. Saat ini, Sorong Selatan berada di urutan ke-65 secara nasional dalam persentase kemiskinan, sebelumnya sempat berada di urutan ke-68. Rata-rata persentase kemiskinan dalam 3 tahun terakhir adalah 18,14%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir adalah 18,35%.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Papua Barat Daya yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Sorong Selatan memiliki posisi yang cukup baik. Kabupaten Maybrat memiliki persentase kemiskinan lebih tinggi yaitu 29,18%, sedangkan Kabupaten Raja Ampat lebih rendah yaitu 15,83%. Kota Sorong memiliki persentase kemiskinan 13,67%, Kabupaten Sorong 25,71%, dan Tambrauw 29,88%.
Kabupaten Maybrat
Kabupaten Maybrat memiliki persentase kemiskinan yang lebih tinggi dari Sorong Selatan, yaitu 29,18% dengan penurunan sebesar 3,63%. Jumlah penduduk miskin di Maybrat mencapai 13.350 jiwa, yang menempati urutan ke-407 secara nasional. Jumlah penduduknya tercatat 46.093 jiwa dengan pertumbuhan 2,28%. Garis kemiskinan di Maybrat adalah Rp 565.725,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Maybrat mencapai Rp 18,16 juta per tahun, dengan pertumbuhan 3,37%. Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan angka kemiskinan, Maybrat masih menghadapi tantangan yang signifikan dibandingkan Sorong Selatan, terutama dalam hal tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Buol 2015-2024)
Kabupaten Raja Ampat
Kabupaten Raja Ampat memiliki persentase kemiskinan yang lebih rendah dibandingkan Sorong Selatan, yaitu 15,83% dengan penurunan 5,55%. Jumlah penduduk miskin mencapai 8.130 jiwa, berada di urutan ke-465 secara nasional. Dengan jumlah penduduk 70.810 jiwa dan pertumbuhan 4,59%. Garis kemiskinan di Raja Ampat adalah Rp 629.473,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di Raja Ampat mencapai Rp 58,58 juta per tahun, mengalami penurunan 3,42%. Meskipun memiliki persentase kemiskinan yang lebih rendah, Raja Ampat menghadapi tantangan tersendiri, terutama dalam hal penurunan pendapatan per kapita.
Kabupaten Sorong
Kabupaten Sorong memiliki tingkat kemiskinan 25,71% dengan penurunan 4,35%. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 25.690 jiwa, berada di urutan ke-277 secara nasional. Jumlah penduduknya tercatat 128.157 jiwa dengan pertumbuhan 2,35%. Garis kemiskinan di wilayah ini mencapai Rp 631.729,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 101,11 juta per tahun, dengan pertumbuhan 2,58%. Angka ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sorong memiliki jumlah penduduk miskin yang lebih besar dan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan Sorong Selatan, meskipun ada pertumbuhan pendapatan per kapita.
Kota Sorong
Kota Sorong memiliki persentase kemiskinan terendah di antara wilayah perbandingan, yaitu 13,67%, turun sebesar 5,14%. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 40.680 jiwa, berada di urutan ke-183 secara nasional. Jumlah penduduk mencapai 284.649 jiwa dengan pertumbuhan 0,45%. Garis kemiskinan di kota ini sangat tinggi, mencapai Rp 902.534,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 57,33 juta per tahun dengan pertumbuhan 0,51%. Meskipun memiliki jumlah penduduk miskin yang lebih besar, persentase kemiskinan di Kota Sorong lebih rendah, dengan garis kemiskinan yang lebih tinggi dibandingkan wilayah lainnya.
Kabupaten Tambrauw
Kabupaten Tambrauw memiliki tingkat kemiskinan tertinggi, yaitu 29,88% dengan penurunan 4,32%. Jumlah penduduk miskinnya mencapai 5.020 jiwa, berada di urutan ke-498 secara nasional. Jumlah penduduknya tercatat 30.519 jiwa dengan penurunan 7,21%. Garis kemiskinan di wilayah ini mencapai Rp 579.473,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 9,73 juta per tahun, dengan pertumbuhan 9,21%. Meskipun jumlah penduduk miskinnya relatif kecil, persentase kemiskinan di Tambrauw sangat tinggi dan mengalami penurunan penduduk yang signifikan, namun juga pertumbuhan pendapatan per kapita yang tinggi.