Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), terdapat 8 kasus mogok kerja di Indonesia sepanjang Januari-Mei 2025. Total kasus itu melibatkan 2.335 tenaga kerja.
Angka akumulasi itu lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang melibatkan 2.985 tenaga kerja.
Sampai Mei 2025, Jawa Barat menjadi provinsi yang paling banyak melakukan mogok kerja, dengan 500 pekerja yang terlibat.
Lalu disusul Riau yang melibatkan 230 orang, Jawa Tengah 205 orang, Kepulauan Riau 200 orang, Kalimantan Utara 200 orang, dan DKI Jakarta 1 orang.
Sebagai catatan, data ini tidak dapat merepresentasikan jumlah pekerja yang terlibat mogok kerja di seluruh Indonesia. Data ini berasal dari kasus yang dilaporkan ke Kemnaker.
Di samping itu, Konfederasi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (K-Sarbumusi) menggelar aksi mogok nasional pada Minggu (13/7/2025).
Aksi ini dilakukan sebagai responden terhadap Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Bagian Kewilayahan (Kemenko IPK) dan Kementerian Perhubungan yang tengah menyusun wacana penerapan kebijakan nol kelebihan muatan dan dimensi atau Zero Overdimension Overload (ODOL) tanpa melibatkan sopir dan buruh logistik.
"Secara nasional estimasi kami ada 15 ribu lebih kendaraan logistik yang berpartisipasi. Baik yang ada di titik kumpul aksi maupun yang mogok di tempat/gudang/rumah masing-masing," kata Presiden Konfederasi Sarbumusi Irham Ali Saifuddin dalam keterangannya, dilansir dari CNN Indonesia, Minggu (13/7/2025).
Ia menjelaskan, aksi tersebut digelar tanpa menyekat jalan. Aksi digelar secara serentak di beberapa titip, di antaranya Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
"Ada beberapa titik aksi tambahan karena solidaritas dan dukungan terus berdatangan," kata Irham.
(Baca: Jawa Barat, Provinsi dengan Kasus Mogok Kerja Terbanyak 2024)