Badan Pusat Statistik (BPS) menghimpun nilai proyek dan investasi Amerika Serikat (AS) di Indonesia dalam sedekade.
Nilai investasi cenderung lebih tinggi dari nilai proyeknya. Sejak 2014, nilai investasi dari AS pun sudah tinggi, nyaris US$1,3 miliar. Sementara nilai proyek sebesar US$179 juta.
Memasuki 2018, nilai investasinya juga lebih tinggi, yakni US$1,21 miliar. Sedangkan nilai proyek US$572 juta.
Nilai keduanya sempat melemah pada 2019 dan 2021. Namun kembali meningkat saat 2022 dengan masing-masing lebih dari US$1 miliar-3 miliar.
Data terakhir pada 2024, nilainya naik signifikan. Nilai proyek menjadi US$4,83 miliar, namun nilai investasinya lebih kecil, yakni US$3,69 miliar.
(Baca: 5 Komoditas Impor Utama Indonesia dari AS, Nantinya Bisa Bebas Tarif)
Penurunan Tarif Impor Diklaim Bakal Tingkatkan Peluang Investasi AS
Melansir Katadata, Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menilai penurunan tarif impor AS untuk barang Indonesia dapat menjadi peluang investasi. Ia menilai pabrik di Negeri Jiran dengan tarif yang lebih tinggi berpotensi memindahkan pabriknya.
Budi mengaku telah memetakan 10 komoditas yang fasilitas produksinya dapat pindah ke dalam negeri. Sebagian komoditas yang dimaksud adalah alas kaki dan tekstil dan produk tekstil.
"Komoditas itu merupakan 10 produk ekspor utama Indonesia ke Amerika Serikat. Kami sudah memetakan pabrikan di negara mana saja yang dapat melakukan relokasi ke dalam negeri," kata Budi di Gedung DPR, Rabu (16/7/2025).
Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo mencatat posisi tarif Indonesia kini sudah lebih kompetitif dibandingkan negeri jiran, seperti Thailand (36%), Laos (40%), Malaysia (25%), dan Vietnam (20%). Di samping itu, Budi menilai ketahanan bahan baku nasional akan lebih baik dengan dibebaskannya bea masuk dari Amerika Serikat.
Menurut Budi, kebanyakan produk tersebut adalah bahan baku dan barang modal yang diperlukan sektor manufaktur, seperti kapas, kedelai, jagung, dan minyak mentah. "Ini kesempatan bagus karena bisa mendukung pelaku industri di dalam negeri," kata Budi lagi.
(Baca Katadata: Respons Mendag Soal Tarif Trump untuk Indonesia Turun: Ini Peluang Investasi)