Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 24,06 juta penduduk miskin di Indonesia pada September 2024. Dari jumlah ini, 11,05 juta di antaranya adalah penduduk perkotaan.
Persentase penduduk miskin perkotaan pada September 2024 mencapai 6,66%, turun dibanding Maret 2024 yang sebesar 7,09%.
Tercatat, garis kemiskinan nasional pada periode ini sebesar Rp595.242 per kapita per bulan. Sedangkan garis kemiskinan di perkotaan Rp615.763 per kapita per bulan.
Menurut BPS, ada dua komponen yang mempengaruhi garis kemiskinan, yaitu komoditas makanan dan komoditas bukan makanan.
Komoditas makanan menjadi penyumbang utama garis kemiskinan di perkotaan dengan kontribusi 73,59%.
Pada September 2024, beras menjadi komoditas penyumbang garis kemiskinan terbesar di perkotaan, dengan kontribusi 21,01%.
Berikutnya ada rokok kretek filter yang berkontribusi 10,67%; daging ayam ras 4,61%; telur ayam ras 4,44%; mie instan 2,36%; kopi bubuk dan kopi instan sachet 2,27%; hingga kue basah 2,14%.
Adapun kontribusi dari komoditas makanan lainnya kurang dari 3%, seperti terlampir pada grafik.
Di sisi lain, komoditas bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan di perkotaan adalah perumahan (8,41%), bensin (4,24%), dan listrik (2,99%).
(Baca: Kemiskinan RI Berkurang pada September 2024, Terendah Sedekade)