Laporan kinerja keuangan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mencapai Rp2,03 triliun pada semester I 2024.
Laba bersih itu turun 26,75% dari periode sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar Rp2,77 triliun pada semester I 2023.
Capaian itu kontradiktif dengan pendapatan perusahaan yang mampu mengeruk hingga Rp19,64 trilun pada Juni 2024, naik 4,15% (yoy) dari periode 2023 yang sebesar Rp18,85 triliun.
Melansir Katadata, penjualan batu bara emiten grup MIND ID itu naik sebesar 15% yoy menjadi 20,05 juta ton. Ekspor tercatat naik 20% yoy menjadi 8,48 juta ton dari 7,10 juta ton.
Realisasi domestic market obligation (DMO) tercatat mencapai 11,57 juta ton, naik 12% yoy dari 10,33 juta ton. Produksi batu bara semester I mencapai 18,76 juta ton, dengan realisasi angkutan menggunakan kereta api 17,33 juta ton.
“Tantangan bagi perseroan di tahun ini, di antaranya adalah koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar,” kata manajemen PTBA dalam keterangan resminya, Kamis (1/8/2024).
Secara rinci pendapatan pihak berelasi PLN Grup mencapai Rp6,53 triliun atau naik 49,7% yoy. Namun, kontribusi MIND ID Trading Pte. Ltd terhadap pendapatan PTBA tercatat turun 18,1% menjadi Rp1,82 triliun.
Di samping itu, beban pokok pendapatan PTBA juga ikut membengkak dari tahun sebelumnya Rp14,75 triliun menjadi Rp16,23 triliun per Juni 2024 atau naik 10%. Alhasil, laba bruto perusahaan turun 17% menjadi Rp3,40 triliun dari Rp4,09 triliun pada periode yang sama 2023.
Kini, aset PTBA terbukukan sebesar Rp38,39 triliun pada Juni 2024, turun 0,96% dari Desember 2023 yang sebesar Rp38,76 triliun. Adapun beban atau liabilitas sebesar Rp18,86 triliun dan modal atau ekuitas sebesar Rp19,52 triliun.
(Baca juga: Laba PTBA Ambruk hingga 31,98% pada Kuartal I 2024)