Kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) belum banyak diminati masyarakat Indonesia.
Hal ini terlihat dari hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan 53,9% responden tidak berminat beli kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil.
(Baca: Tren Penjualan Mobil Listrik Menguat Semester I 2024)
Proporsi responden yang berminat beli motor listrik ada 19,9%, kemudian yang berminat pada motor dan mobil listrik 13,9%, dan berminat pada mobil listrik saja 5,5%.
Menurut Litbang Kompas, salah satu alasan yang mempengaruhi rendahnya minat ini adalah kurangnya pengetahuan publik tentang subsidi kendaraan listrik dari pemerintah.
Berdasar hasill survei, hanya ada 36% responden yang mengetahui program subsidi tersebut.
Survei Litbang Kompas ini melibatkan 1.200 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.
Pengambilan data dilakukan pada 27 Mei-2 Juni 2024 melalui wawancara tatap muka. Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,83% dan tingkat kepercayaan 95%, dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
(Baca: Penyaluran Motor Listrik Subsidi Capai 24 Ribu Unit sampai Awal Juli 2024)