KLHK Deteksi 108 Titik Panas di Indonesia, Terbanyak di Sumatera Utara (Selasa, 6 Februari 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 108 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 57 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (6/2/2024) pukul 08.51 WIB. Dari 108 titik panas terdeteksi, 102 titik skala sedang dan 6 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gunung Semeru Kembali Erupsi Sore Ini, Tinggi Letusan Sekitar 700 Meter)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sumatera Utara sebanyak 22 titik. Aceh menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 18 titik. Jawa Barat berada di posisi ketiga sebanyak 14 titik panas.
Sebanyak 11 titik panas terdeteksi di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur menyusul dengan 9 titik panas, serta Riau dan Maluku Utara masing-masing memiliki 6 dan 5 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Gunung Ili Lewotolok Erupsi pada Kamis Siang, Tingkat Aktivitas di Level Waspada)