Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, sebanyak 53,61% pemuda perempuan dan pasangannya yang pernah kawin sedang menjalani program keluarga berencana (KB) pada Maret 2023.
Sementara 33,96% tidak pernah menggunakan kontrasepsi KB dan 12,43% pernah KB.
Bagi mereka yang menggunakan kontrasepsi KB, metode paling banyak digunakan adalah suntikan, sebesar 62,42%.
Disusul pil 13,99%; susuk KB atau implan 11,40%; dan IUD atau AKDR atau spiral 7,71%.
Sementara pemuda laki-laki yang menggunakan kontrasepsi kondom atau karet KB sebanyak 1,86%. Disusul metode pantang berkala/kalender 1,31%.
Adapun metode yang paling sedikit digunakan oleh pemuda pernah kawin adalah sterilisasi pria/vasektomi/MOP, yaitu 0,04%.
(Baca juga: Beberapa Perempuan Indonesia Tidak KB Setelah Melahirkan pada 2023)
Metode kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB dibedakan menjadi dua, yaitu metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metode kontrasepsi jangka pendek (nonMKJP).
Mengutip BKKBN, BPS menjelaskan bahwa MKJP merupakan metode yang memiliki tingkat efektivitas lebih tinggi dibandingkan dengan metode nonMKJP untuk mencegah kehamilan.
Jenis metode yang termasuk MKJP adalah sterilisasi pria/vasektomi/MOP, sterilisasi wanita/tubektomi/MOW, implan/susuk KB, dan IUD/spiral. Sedangkan jenis metode yang termasuk nonMKJP adalah pil, suntik, dan kondom.
"Masih besarnya preferensi pemuda perempuan pernah kawin terhadap metode kontrasepsi nonMKJP menunjukkan bahwa cakupan penggunaan MKJP masih perlu ditingkatkan lagi," tulis BPS dalam laporan Statistik Pemuda Indonesia 2023.
(Baca juga: Masih Banyak Pemuda yang Tak Tinggal di Rumah Layak Huni 2023)