Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sepanjang 2023 terdapat 963,12 ton ikan hasil tangkapan laut yang dijual di tempat pelelangan ikan (TPI) seluruh Indonesia, dengan nilai total Rp5,63 triliun.
TPI merupakan pasar yang biasanya terletak di dalam pelabuhan atau pangkalan pendaratan ikan. Di tempat ini terjadi transaksi penjualan ikan baik secara lelang maupun tidak.
Jenis ikan dengan volume produksi terbesar yang dijual di TPI sepanjang 2022 adalah cakalang (skipjack tuna), yaitu sebanyak 141,19 ribu ton. Nilai produksinya ditaksir mencapai Rp2,38 triliun.
Di urutan kedua, ada ikan jenis layang (scad), dengan volume produksi mencapai 105,1 ribu ton atau senilai Rp1,87 triliun.
Kemudian cumi-cumi (squid) menyusul dengan volume prenjualan sebesar 52,15 ribu ton. Meski secara bobot berada di urutan ketiga, cumi-cumi justru menjadi komoditas laut dengan nilai penjualan terbesar, yakni Rp2,53 triliun.
Berikutnya, ikan madidihang (yellowfin tuna), tongkol kromo (kawa-kawa), serta lemuru (skipjack tuna) dengan volume produksi seperti terlihat pada grafik.
Sebagai catatan, angka-angka di atas belum mencakup seluruh produksi ikan nasional. BPS menyebut, masih banyak ikan atau hasil tangkapan laut yang tidak dijual melalui TPI, sehingga belum terhimpun dalam laporan.
Ikan yang tidak masuk ke TPI biasanya langsung disalurkan nelayan ke pedagang lokal, pasar, perusahaan dalam negeri, ekspor, dan lainnya. Menurut BPS, volume ikan yang dijual di TPI hanya berkisar antara 22-29% dari total produksi perikanan tangkap nasional.
Adapun pada tahun lalu, Indonesia memiliki 413 unit TPI aktif, 51,82% di antaranya berada di wilayah Jawa, dan 48,18% di luar Jawa.
(Baca juga: Deretan Provinsi dengan Angka Konsumsi Ikan Tertinggi Nasional 2022, Maluku Teratas)