Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia bertambah menjadi 30 kasus hingga Kamis (2/11/2023). Jumlah tersebut meningkat dari sebelumnya yang sebanyak 27 kasus per Selasa (31/10/2023).
“Semua (penderita kasus) laki-laki, penularan melalui kontak seksual,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dilansir dari Kompas.com, Kamis (2/11/2023).
Nadia mengatakan, kasus cacar monyet sudah menyebar ke luar DKI Jakarta. Meski demikian, wilayah Ibu Kota tetap memiliki kasus cacar monyet terbanyak nasional yaitu 25 kasus atau 83,33% dari total kasus nasional.
Berikut sebaran kasus cacar monyet di Indonesia per 2 November 2023:
- DKI Jakarta: 25 kasus
- Kabupaten Tangerang: 2 kasus
- Kota Tangerang Selatan: 1 kasus
- Kota Tangerang : 1 kasus
- Kota Bandung: 1 kasus
Menurut Nadia, orang yang melakukan kontak atau berhubungan seksual berganti-ganti dan dengan banyak pasangan berisiko tinggi tertular cacar monyet.
“Kelompok paling berisiko utama berdasarkan data yang ada adalah laki-laki yang melakukan seks dengan sejenis,” kata dia. Hal tersebut, Nadia melanjutkan, didukung oleh jumlah kasus cacar monyet yang terjadi secara global.
Selain hubungan seksual, penularan cacar monyet juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan ruam atau lesi cacar monyet maupun secara tidak langsung melalui barang-barang milik penderita.
Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan sejumlah gejala yang diderita oleh pasien cacar monyet. Di antaranya yaitu lesi atau ruam pada kulit, demam, serta pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati) terutama di lipatan paha.
Kemudian, gejala lainnya berupa terasa sakit saat menelan, nyeri tenggorokan, sakit otot atau myalgia, menggigil, badan terasa sakit, kelelahan, mual bahkan diare, dan nyeri di mulut.
(Baca: Cacar Monyet Indonesia Bertambah Jadi 27 Kasus, Ini Sebarannya)