Sempat Dikritik, Bagaimana Pandangan Warga Atas Manfaat Kereta Cepat Jakarta-Bandung?

Transportasi & Logistik
1
Cindy Mutia Annur 13/07/2023 16:40 WIB
Proporsi Persepsi atas Tingkat Kepentingan dan Kebermanfaatan Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Juni 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) sempat ramai menuai kritik. Beberapa faktornya, karena pembiayaan yang membengkak dan rencana yang dinilai kurang matang. 

Melansir Merdeka.com, Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengonfirmasi memang ada pembengkakkan biaya (cost overrun) dalam pembangunan proyek itu. Pemerintah menggunakan APBN melalui skema penyertaan modal negara (PMN), yang juga cukup lama dicairkan, menurut Arya.

Terpisah, Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menyebut bahwa pembengkakan biaya dalam membangun sebuah proyek infrastruktur lumrah terjadi. Kendati demikian, dia menganggap proyek awal kereta cepat ini memang tidak dipersiapkan dengan matang.

"Tetapi barangnya sudah jadi, jangan sampai mangkrak, kalau mangkrak nantinya seperti (proyek) Hambalang. Ini harus terwujud," kata Djoko kepada VOA Indonesia, Jumat (17/2/2023) lalu.

Lantas, bagaimana persepsi masyarakat atas kepentingan dan kebermanfaatan proyek itu ke depan?

Hasil survei Kurious-Katadata Insight Center (KIC) justru menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menilai pembangunan KJCB penting dan bermanfaat.

Kurious-KIC menggunakan skala 1-5 pada survei ini. Semakin tinggi angka skala, maka pembangunan KJCB dinilai sangat penting/bermanfaat.

Sebaliknya, semakin rendah skala, maka pembangunan KJCB dinilai sangat tidak penting/bermanfaat. Adapun skala 3 menandakan penilaian netral.

Pada tingkat kepentingan, mayoritas atau 32,6% responden menilai pembangunan KJCB pada skala 5 atau sangat penting. Lalu, diikuti oleh responden yang menilai tingkat pembangunan kereta cepat ini pada skala 3 (23,4%), dan disusul skala 4 (22,3%).

Sementara, responden yang menilai pembangunan KJCB pada skala 1 atau sangat tidak penting hanya 13%. Lalu, diikuti responden yang menilai pembangunan proyek tersebut pada skala 2 sebesar 8,7%.

Begitu pula pada tingkat kebermanfaatan, mayoritas atau 31,9% responden menilai pembangunan KJCB pada skala 5 atau sangat bermanfaat. Kemudian, disusul dengan skala 3 (25%) dan skala 4 (23,1%).

Di sisi lain, responden yang mengatakan pembangunan KJCB pada skala 1 atau sangat tidak bermanfaat sebanyak 11,2%, sedangkan yang menilai pada skala 2 sebanyak 8,7%.

KJCB ditargetkan akan beroperasi pada 18 Agustus 2023. Infrastruktur ini masuk dalam Proyek Strategis Nasional atau PSN yang dibangun melalui kerja sama Indonesia dan Tiongkok.

Survei Kurious-KIC tersebut dilakukan terhadap 622 responden yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, dengan proporsi responden laki-laki 45,3% dan perempuan 54,7%.

Lebih dari separuh responden berada di Pulau Jawa selain Jakarta (63,7%), kemudian di Jakarta (14,5%), dan Pulau Sumatra (12,2%). Proporsi responden yang berasal dari Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua di rentang 0,5%-4,5%.

Sebagian besar responden berusia antara 35-44 tahun (33,6%), diikuti kelompok 25-34 tahun (27,3%) dan kelompok 45-54 tahun (23,2%).

Survei dilakukan pada 12-22 Juni 2023 menggunakan metode computer-assisted web interviewing (CAWI), dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 3,92% dan tingkat kepercayaan 95%.

(Baca: Daftar 10 Kereta Api Jarak Jauh dengan Waktu Tempuh Lebih Cepat per 1 Juni 2023, Apa Saja?)

Data Populer
Lihat Semua