Mayoritas Milenial di Indonesia Lebih Memilih Rumah Tapak Ketimbang Apartemen

Properti
1
Cindy Mutia Annur 14/03/2023 15:45 WIB
Jenis Tempat Tinggal yang Dipilih oleh Milenial di DKI Jakarta dan Jawa-Bali Non-DKI (Februari 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Rumah tapak masih menjadi pilihan utama tempat tinggal bagi kaum milenial. Bahkan, menurut hasil survei digital dari Telkomsel, tSurvey.id, mayoritas kaum milenial di tanah air lebih memilih rumah tapak ketimbang apartemen.

Mayoritas responden memilih untuk membeli properti berupa rumah dibandingkan tipe properti tempat tinggal lainnya. Tercatat, responden yang memilih rumah tapak di DKI Jakarta sebanyak 93% dari total responden, sedangkan di wilayah Jawa-Bali non-DKI sebanyak 99,4%.

“Bahkan di kota padat penduduk seperti DKI Jakarta, hanya 7% responden yang berencana untuk membeli apartemen,” demikian dikutip dari hasil survei tSurvey,id, Selasa (14/3/2023).

Di sisi lain, responden yang memilih tinggal di rumah susun alias rusun hanya 0,6% di wilayah non-DKI.

Adapun hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa mayoritas atau 59% responden belum memiliki rumah tinggal. Pada kelompok usia lebih matang, yaitu usia 35-40 tahun memiliki persentase kepemilikan rumah yang lebih besar (44%), dibandingkan dengan kelompok usia lainnya, yaitu 31-35 tahun (40%) dan 26-30 tahun (38%).

"Semakin tingginya harga properti, bisa jadi salah satu penyebab sulitnya memiliki properti rumah tinggal bagi kaum milenial," demikian dikutip dari hasil survei tSurvey.id.

Namun, hal ini tak menghalangi keinginan milenial untuk segera memiliki rumah. Sebab, dengan adanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu mempermudah pembelian properti tempat tinggal bagi kaum milenial.

Survei ini dilakukan pada 10-12 Februari 2022 terhadap 390 responden melalui fitur audience profiler dari tSurvey.id. Proporsi responden laki-laki mencapai 64% dan perempuan 36%.

Responden umumnya tersebar di wilayah Jawa dan Bali dengan rentang usia antara 26-40 tahun. Mayoritasnya termasuk dalam kelompok socio-economic status (SES) kelas menengah ke atas (94%), serta memiliki ketertarikan pada ­e-wallet, fintech, aplikasi keuangan, dan layanan online banking.

(Baca: Ketersediaan Rumah Subsidi di Jawa Lebih Besar Dibanding Kebutuhannya, Kecuali di DKI Jakarta)

Data Populer
Lihat Semua