Persatuan Sepak Bola Seluruh Indoensia (PSSI) mengumumkan bahwa Liga 1 2022-2023 dihentikan sampai waktu yang tidak ditentukan pada Senin (1/3). Penghentian kompetisi papan atas sepak bola Indonesia itu buntut dari tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang meninggal dunia.
Padahal, kompetisi liga 1 2021/2022 akhirnya kembali setelah terhenti selama lebih dari 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19. Sementara itu, kompeti Liga 1 2022-2023 baru dimulai pada 23 Juli 2022 dan kini harus terhenti.
Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi & Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) mengungkap, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia ini memberikan dampak signifikan termasuk di bidang ekonomi.
Menurut riset LPEM UI, efek berganda ekonomi Liga 1 jika menelisik data musim kompetisi 2018-2019 perputaran uang langsung diperkirakan mencapi Rp1,35 triliun.
Melansir Idx Channel, secara rinci pada tahun tersebut pengeluaran untuk tiket penonton mencapai Rp171, 82 miliar dengan menarik sekitar 2,86 juta penonton. Pengeluaran penonton untuk transportasi diperkirakan mencapai Rp85,91 miliar, dengan pengeluaran untuk makan minum di angka yang sama.
Sedangkan pengeluaran untuk marchandise dari penggemar mencapai Rp300 miliar. Sementara iklan untuk kompetisi musim tersebut senilai Rp180 miliar, iklan televisi Rp354 miliar dan sponsor klub Rp180 miliar.
Kemudian, kompentisi sempat terhenti pada tahun 2020/2021 saat pandemi Covid-19 muncul dan menghentikan aktivitas di seluruh dunia. Pada tahun kompetisi itu, kehilangan potensi ekonomi ditaksir sektar Rp2,7 triliun hingga Rp3 triliun.
Sementara itu, terjadi penurunan perputaran uang di kompetisi Liga 1 2021/2022 yang diperkirakan sekitar Rp1 triliun. Tahun kompetisi Liga 1 2022/2023 ini diprediksi bakal menghasilkan perputaran uang sekitar Rp3 triliun, tapi akhirnya dihentikan akibat tragedi Kanjuruhan.
Kekacauan yang terjadi di Malang ini tidak hanya memberi dampak bagi ekonomi, tapi juga bagi citra sepak bola Indonesia yang sudah cukup suram di mata Internasional.
(baca: Update: Daftar 131 Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan, 39 Korban Usia Anak)