Negara-negara yang banyak berutang kepada Tiongkok sebagian besar terletak di Afrika, sebagian juga negara di Asia Tengah, Asia Tenggara, dan Pasifik.
Menurut Statista, negara dengan beban utang terbesar adalah Djibouti dan Angola, diikuti oleh Maladewa dan Laos, yang sedang mengerjakan proyek kereta cepat. Utang Djibouti ke China sekitar 43% dari pendapatan nasional bruto negara itu. Sementara utang Maladewa dan Laos di kisaran 30%. Tepatnya Maladewa memiliki utang sebesar 38% dan Laos 31% kepada Tiongkok.
Pada tahun 2020, Tiongkok telah secara resmi meminjamkan sekitar US$170 miliar ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, naik dari sekitar $40 miliar pada tahun 2010.
Pinjaman Tiongkok memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi daripada pinjaman dari lembaga internasional, seperti Dana Moneter Internasional atau Bank Dunia atau pinjaman bilateral dari negara-negara Klub Paris, dan juga memiliki jangka waktu pembayaran yang lebih pendek. Pengaturan mereka lebih dekat dengan pinjaman komersial mengenai kondisi pembayaran, kerahasiaan, serta tujuan mereka mendanai proyek infrastruktur tertentu daripada mengejar tujuan pembangunan secara umum.
Pandemi Covid-19 kini, negara-negara tersebut semakin sulit melunasi pinjaman Tiongkok itu. Salah satu contoh Sri Lanka, yang juga di antara debitur terbesar Tiongkok. Pada bulan Mei, negara Asia itu gagal membayar utangnya.
(baca: Indonesia Negara dengan Utang Terbesar di Asia Tenggara pada 2020)