Data Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan subsidi bahan bakar fosil Indonesia menjadi yang terbesar kedelapan di dunia pada 2020. IEA menghitung subsidi bahan bakar fosil yang dikonsumsi langsung oleh pengguna akhir atau dikonsumsi sebagai input pembangkitan listrik.
Pada 2020, subsidi bahan bakar fosil Indonesia mencapai sebesar US$6,9 miliar. Menurut data IEA, subsidi bahan bakar fosil di Indonesia hanya berbentuk subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Iran memiliki nilai subsidi terbesar yaitu US$29,64 miliar. Ini terdiri dari US$5 miliar untuk BBM, US$12,5 miliar untuk listrik, dan US$12,2 untuk gas.
Subsidi Cina terbesar ketiga dengan nilai total US$25,5 miliar. Subsidi terdiri dari US$21,7 miliar untuk BBM dan US$3,77 miliar untuk listrik.
Ketiga ditempati India dengan nilai subsidi sebesar US$23,8 miliar. Subsidi India terdiri dari US$17,09 miliar untuk BBM, US$6,6 miliar untuk listrik, dan US$103 juta untuk gas.
(Baca: Kompensasi Energi Tahun 2023 Dipangkas Rp113,5 Triliun)