Menurut laporan survei Reuters Institute, saat ini ada semakin banyak orang yang tidak mau melihat berita.
Pada 2017 proporsi responden yang menghindari berita rata-rata hanya 27% di tiap negara yang disurvei. Namun, angkanya naik menjadi rata-rata 38% pada 2022.
Dari sekitar 64 ribu responden yang biasa menghindari berita pada 2022, mayoritas atau 43%-nya mengambil sikap tersebut karena terlalu banyak berita politik dan Covid-19.
Kemudian 36% responden menilai berita kerap membuat mood atau suasana hati mereka menjadi buruk.
Sebanyak 29% responden merasa lelah dengan berita yang terlalu banyak, dan 29% lainnya menilai berita seringkali bias atau tidak bisa dipercaya.
Ada juga 17% responden yang menghindari berita karena tak mau terlibat dalam perdebatan, dan 16% lainnya merasa tidak bisa merespons atau tidak mampu berbuat apapun dengan informasi yang ia peroleh dari berita.
Survei ini dilakukan dengan menyebar kuesioner daring pada akhir Januari hingga awal Februari 2022. Survei melibatkan 64.120 responden yang tersebar di 46 negara.
(Baca Juga: Warga RI Main Medsos 3 Jam per Hari, Ini Peringkat Globalnya)