Menurut laporan survei Bank Indonesia (BI), pada Mei 2022 mayoritas atau 47,2% konsumen berencana menyimpan pendapatan berlebihnya di instrumen tabungan atau deposito selama 12 bulan mendatang. Pangsa ini meningkat dari 46,3% pada bulan sebelumnya.
Adapun konsumen yang berencana menempatkan pendapatan berlebihnya di instrumen saham atau reksadana dalam 12 bulan ke depan sangat sedikit, yakni 2,64%. Proporsi ini turun dari 3,2% pada bulan sebelumnya.
Selama pandemi COVID-19, terjadi pergeseran dalam rencana penempatan pendapatan berlebih konsumen dalam jangka pendek. Tanah, rumah dan apartemen merupakan pilihan yang paling populer kedua sebelum pandemi. Emas atau perhiasan menggantikan properti setidaknya sejak bulan Februari 2022.