Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI), likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2022 mencapai Rp7.911,3 triliun atau tumbuh 13,6% (year-on-year/yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan periode Maret sebesar 13,3%.
BI mencatat, perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan komponen uang beredar dalam arti sempit (M1) dan surat berharga selain saham.
M1 pada April 2022 tercatat tumbuh 20,8% (yoy) menjadi Rp4.518,4 triliun, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 18,7% (yoy). Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan uang kartal dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.
Peredaran uang kartal pada April tercatat sebesar Rp896,3 triliun, atau tumbuh 22,3% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 14,4% (yoy). Ini didorong oleh meningkatnya aktivitas masyarakat menjelang libur panjang dan perayaan Idul Fitri 1443 H.
Komponen surat berharga selain saham tumbuh 59,3% (yoy) menjadi Rp28,1 triliun pada April 2022. Pertumbuhan ini juga lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 46,2% (yoy).
"Ini sehubungan dengan meningkatnya kewajiban akseptasi bank terhadap sektor swasta domestik, sertifikat deposito, dan obligasi dengan jatuh tempo di bawah 1 tahun,"tulis BI dalam laporannya yang dirilis Jum'at (27/05/2022).
Sementara itu, pertumbuhan uang kuasi tercatat sebesar 5% (yoy) menjadi Rp3.364,8 triliun pada periode yang sama atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 6,9% (yoy).
Adapun, perlambatan uang kuasi terutama disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan komponen simpanan berjangka lainnya dan giro valas, masing-masing menjadi sebesar 1,5% (yoy) dan 17,2% (yoy) pada April 2022.
(Baca Juga: Penarikan Uang Tunai Meningkat Selama Ramadan dan Lebaran 2022)