Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp16,97 kuadriliun pada 2021.
Sementara menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK), pada 2021 ekonomi nasional tumbuh 3,69% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp11,12 kuadriliun.
Pertumbuhan Maluku-Papua Tertinggi
Jika dilihat secara spasial, kawasan yang mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi secara kumulatif (c-to-c) pada 2021 adalah Maluku dan Papua, dengan pertumbuhan 10,09%.
Di posisi selanjutnya ada Sulawesi dengan pertumbuhan 5,67%, Jawa 3,66%, Sumatera 3,18%, dan Kalimantan 3,18%.
Kawasan Bali dan Nusa Tenggara mencatatkan pertumbuhan terendah, yakni 0,07% pada 2021. Menurut BPS, pertumbuhan di kawasan ini rendah karena ekonominya banyak bergantung pada sektor pariwisata, yang notabene masih sangat tertekan oleh dampak pandemi Covid-19.
Kontribusi Jawa Terbesar, Maluku-Papua Terkecil
Jika dilihat dari tingkat kontribusinya terhadap PDB, Pulau Jawa masih mendominasi struktur perekonomian Indonesia pada 2021 dengan kontribusi sebesar 57,89%.
Kontribusi terbesar selanjutnya berasal dari Sumatera sebesar 21,70%, diikuti Kalimantan 8,25%, dan Sulawesi 6,89%.
Sedangkan Bali dan Nusa Tenggara hanya berkontribusi sebesar 2,78% pada 2021, tidak jauh berbeda dari kontribusi Maluku dan Papua yang sebesar 2,49%.
Pemerintah optimis perekonomian Indonesia akan terus tumbuh pada awal 2022.
"Kita optimis meskipun tahun 2022 kita diawali Omicron pada Januari dan Februari, namun sekarang kita lihat sangat baik perkembangannya, kita masih melihat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2022 masih cukup kuat di sekitar 5%," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu dalam Konferensi Pers APBN KiTA edisi Maret 2022, seperti dilansir Katadata.co.id, Senin (28/3).
(Baca Juga: Di G20, Ekonomi Indonesia Urutan Berapa?)