Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 87 kabupaten/kota dengan rerata vaksinasi mingguan di atas rata-rata nasional yang saat ini tercatat 2.024,52 dosis data per Selasa, 15 Maret 2022.
(Baca: Update Vaksinasi : Dosis 3 di Kab. Tana Tidung Sudah 10,14% (Kamis, 17 Maret 2022))
Rerata vaksinasi seminggu tiga kabupaten/kota teratas dengan angka lebih dari 14.222 dosis, yaitu Bogor, Bandung dan Sukabumi dengan masing-masing nilai 25.291 dosis, 15.027 dosis dan 14.222 dosis.
Bogor berada di urutan pertama dengan rerata vaksinasi mingguan sebanyak 25.291 dosis. Adapun pemakaian vaksin sampai dengan kemarin tercatat 5,64 juta dosis. Dalam rekapitulasi data dashboard nasional, pencapaian vaksinasi 1 di wilayah ini sudah 87,47 persen.
Menurut Kementerian Kesehatan, stok vaksin yang tersedia di kabupaten akan segera habis dalam 12 hari ke depan. Sisa hari pemakaian ini diperhitungkan dari sisa stok yang tercatat tinggal 305,1 ribu dosis dan penggunaan vaksin seminggu terakhir yang tertinggi secara nasional.
Menyusul Bandung dengan catatan vaksinasi 15.027 dosis. Stok vaksin yang tersedia di kabupaten ini akan segera habis dalam 17 hari ke depan. Sisa hari pemakaian ini diperhitungkan dari sisa stok yang tercatat tinggal 266,18 ribu dosis.
Kemudian Sukabumi dengan rerata vaksinasi mingguan 14.222 dosis kini untuk cakupan vaksinasi 1 telah mencapai 88,03 persen, Jember dengan vaksinasi 14.138 dosis dan capaian vaksinasi 1 sebesar 79,81% dan Cirebon dengan vaksinasi 11.723 dosis dan capaian vaksinasi 1 sebesar 90,23%
(Baca: Vaksinasi di Maluku Utara Hingga Kamis, 17 Maret 2022 Sudah Dinikmati 998,88 ribu Jiwa)
Wilayah di luar Jawa dengan nilai rerata vaksinasi seminggu tertinggi beberapa di antaranya adalah Halmahera Utara, Halmahera Tengah dan Halmahera Timur dengan masing-masing rerata vaksinasi seminggu yakni 315 dosis, 207 dosis dan 124 dosis.
Pemerintah mengimbau agar semua orang ikut mengurangi transmisi Covid-19 dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tak berkerumun dan mengurangi mobilitas turut berkontribusi menekan laju penularan virus corona.