Berdasarkan TomTom Traffic Index, tingkat kemacetan di DKI Jakarta terus membaik sejak 2017. Ketika itu, tingkat kemacetan di Ibu Kota sebesar 61% dan masih berada di peringkat ke-4 kota termacet sedunia.
Pada 2018 kemacetan di Ibu Kota turun ke peringkat ke-7, dengan persentase kemacetan sebesar 53%.
Pada 2019 kemacetan Jakarta tercatat masih sama dengan tahun sebelumnya, yaitu 53%.
Perubahan signifikan terjadi pada 2020, di mana persentase kemacetan Jakarta turun ke level 36%. Kemudian pada tahun 2021 persentasenya berkurang lagi menjadi 34%.
Artinya, jika dibandingkan dengan perjalanan dalam kondisi lengang, rata-rata durasi perjalanan di Jakarta saat ini 34% lebih lama akibat terhambat macet. Saat ini Jakarta pun tercatat berada di peringkat ke-46 dunia menurut TomTom Traffic Index.
Banyak Warga Belum Kembali Beraktivitas Normal
Menurunnya kemacetan Jakarta diperkirakan terjadi akibat situasi pandemi Covid-19 yang belum kunjung membaik, sehingga banyak warga belum kembali beraktivitas normal.
Apalagi, dalam dua tahun terakhir Jakarta menjadi provinsi dengan tingkat penularan Covid-19 tertinggi di Indonesia, dengan jumlah total konfirmasi Covid-19 sekitar 1,17 juta kasus selama periode awal Maret 2020-Maret 2022.
Adapun jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta per 1 Maret 2022 mencapai 38 ribu kasus, dan menjadi yang tertinggi ketiga nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
(Baca Juga: 10 Kota dengan Penurunan Kemacetan Terbesar, Jakarta Peringkat 5)