Gojek menargetkan 100 persen armadanya akan menggunakan kendaraan listrik pada 2030. Hal ini terkait dengan komitmen Gojek untuk menjadi penyedia layanan transportasi tanpa emisi karbon (zero emission) dalam beberapa tahun mendatang.
Kini Gojek juga bekerja sama dengan banyak pihak seperti TBS Energi Utama, Pertamina, Gogoro, dan Gesits untuk mengembangkan ekosistem motor listrik.
Ekosistem tersebut sudah mulai dibentuk lewat pengembangan produk motor listrik dengan brand 'Electrum', hingga menjajaki rencana penyediaan stasiun penukaran baterai motor listrik di SPBU.
Motor Listrik Diproyeksikan Capai 13 Juta Unit pada 2030
Sejalan dengan berbagai upaya tadi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan ekosistem kendaraan listrik akan berkembang pesat dalam beberapa tahun ke depan.
Kementerian ESDM memprediksi jumlah motor listrik di Indonesia akan meningkat menjadi 11,79 juta unit pada 2025, kemudian terus berkembang hingga 13 juta unit pada 2030.
Mobil listrik juga diproyeksikan naik hingga mencapai 2,2 juta unit pada 2030.
Dengan proyeksi di atas, pemerintah berencana membangun sekitar 31 ribu Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), serta 67 ribu Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).
Kementerian ESDM memproyeksi ekosistem kendaraan listrik ini bisa menekan konsumsi BBM hingga berkurang 6,03 juta kiloliter pada 2030.
(Baca Juga: Sebaran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Masih Terpusat di Jakarta)