Selama pandemi berlangsung, pedagang online terlihat jauh lebih dapat bertahan dibandingkan dengan pedagang yang menjalankan bisnisnya secara offline. Ini terlihat dari hampir 80% perdagang online yang disurvei tetap membuka usahanya sepanjang 2020.
Kendati demikian, tetap ada penyesuaian yang dilakukan agar para pedagang online dapat terus bertahan. Mereka terus mengembangkan preferensi konsumen dengan mengubah, mendiversifikasi, dan beralih kategori produk.
(Baca: Pedagang Online Mayoritas Tawarkan Dagangan Lewat Pesan Instan)
Pedagang menyesuaikan diri dengan permintaan konsumen yang terus berubah selama pandemi, terutama terhadap produk yang berhubungan dengan kebersihan dan kehidupan rumah tangga yang terkait dengan work from home (WFH). Sebanyak 39,5% pedagang mengubah atau menggantikan kategori produk yang mereka jual.
Kemudian, sebanyak 17,1% menambah jumlah kategori produk yang mereka jual. Terakhir, lebih dari satu dari sepuluh pedagang berhenti menjual apa yang dulu mereka jual dan mulai menjual kategori produk baru (beralih).
Bank Dunia menjelaskan, bahwa e-commerce memberikan kesempatan bagi para pedagang online untuk beradaptasi dengan cepat terhadap keinginan konsumen. Mereka yang mampu beradaptasi memiliki kecenderungan kinerja penjualan yang lebih baik.