Berdasarkan data Asosiasi Gula Indonesia (AGI) dan Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi gula kristal putih (GKP) atau gula pasir turun 4,52% pada 2020. Produksinya turun dari 2,2 juta ton pada tahun 2019 menjadi hanya 2,13 juta ton pada 2020.
Sejak tahun 2017, produksi gula pasir di Indonesia mengalami tren yang fluktuatif. Tercatat pada 2017 produksi gula pasir sebesar 2,12 juta ton. Jumlah itu turun 44,8% menjadi 1,17 juta ton pada 2018. Setahun kemudian pada 2019, produksi gula pasir naik 89% menjadi 2,22 juta ton. Kemudian produksi gula pasir kembali turun pada tahun 2020.
Penurunan produksi gula pasir pada 2020 belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi gula dalam negeri. Tercatat, konsumsi langsung gula nasional untuk tahun 2020 sebesar 2,66 juta ton.
Artinya, neraca gula pasir Indonesia mengalami defisit sekitar 500 ribu ton. Konsumsi gula pasir yang tinggi tidak diiringi dengan produksi yang meningkat ini mengharuskan Indonesia melakukan impor gula dari berbagai negara.
Tercatat, Impor gula terbesar Indonesia berasal dari Thailand sebanyak 2,03 juta ton, Brazil 1,55 juta ton, dan Australia 1,21 juta ton.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Gula dari Thailand pada 2020)