Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, impor ke Jawa Timur mencapai US$ 2,34 miliar pada Agustus 2021, naik 9,94% dari bulan sebelumnya yang sebesar US$ 2,13 miliar. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, impor ke Jawa Timur naik 48,82% pada Agustus 2021.
Secara kumulatif, impor ke Jawa Timur sebesar US$ 17,2 miliar pada Januari-Agustus 2021. Jumlah tersebut naik 32,52% dibandingkan periode Januari-Agustus 2020 yang sebesar US$ 12,98 miliar.
Berdasarkan penggunaan barang, bahan baku/penolong menjadi penyumbang nilai impor terbesar di Jawa Timur, yakni US$ 1.736,67 juta (74,13%). Sementara, impor barang konsumsi sebesar US$ 473,13 juta (20,2%) dan barang modal sebesar US$ 132,87 juta (5,67%).
Buah-buahan menjadi barang dengan peningkatan impor terbesar di provinsi tersebut secara bulanan, yakni 92,9%. Setelahnya ada gandum-ganduman dengan peningkatan impor mencapai 70.82%, perhiasan/permata 37,25%, bahan kimia organik 28,97%, besi dan baja 17,26%, serta mesin/peralatan listrik 14,47%.
Adapun, Tiongkok menjadi importir nonmigas terbesar ke Jawa Timur pada Agustus 2021 dengan nilai US$ 562,98 juta. Disusul Australia dan Amerika Serikat dengan nilai impor masing-masing mencapai US$ 115,4 juta dan US$ 113,4 juta.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Gula dari Thailand pada 2020)