Untuk mengurangi pemanasan global, khususnya sumbangan emisi dari sektor energi, Indonesia menggenjot penggunaan bahan bakar nabati (BBN) untuk kendaraan. Ini dikarenakan, kendaraan berbahan bakar nabati lebih rendah emisi dibanding kendaraan berbahan bakar fosil.
Indonesia sendiri mengembangkan beragam BBN, di antaranya bioethanol dan biodiesel. Sejauh ini, kelapa sawit menjadi bahan baku utama pengembangan biodiesel dan telah dijadikan sebagai mandatori untuk didistribusikan ke masyarakat. Penerapannya semakin meningkat, dari campuran 10 persen hingga kini mencapai 30 persen.
Di pasaran, harga biodiesel bersaing dengan harga bahan bakar jenis lain. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, per April 2021, harga biodiesel berada pada kisaran Rp 10.131 per liternya. Harga ini sedikit lebih tinggi dibanding solar non-subsidi sebesar Rp 9.400.