Berdasarkan data Bank Indonesia, defisit neraca transaksi berjalan (current account defisit/CAD) melonjak 20,51% dari US$ 6,97 miliar pada triwulan I 2019 menjadi US$ 8,4 miliar pada triwulan II 2019. Jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, defisit neraca transaksi berjalan juga mengalami kenaikan hingga 5% dibandingkan dengan posisi triwulan II 2018 sebesar US$ 8 miliar.
Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2019 setara dengan 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka ini menunjukkan kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,6%.
Lonjakan defisit transaksi berjalan dipengaruhi oleh perilaku musiman repatriasi dividen dan pembayaran bunga utang luar negeri. Selain itu, defisit neraca transaksi berjalan juga dipengaruhi dampak pertumbuhan ekonomi dunia yang melambat dan harga komoditas yang turun.