Meningkatnya permintaan untuk industri makanan dalam negeri membuat Indonesia harus mendatangkan gandum dari luar negeri. Berdasarkan data Asosiasi Tepung Terigu Indonesia (APTINDO) volume impor gandum Indonesia pada 2017 naik sekitar 9% menjadi 11,48 juta ton dari tahun sebelumnya. Demikina pula nilainya meningkat 9,9% menjadi US$ 2,65 miliar dari sebelumnya.
Impor gandum Indonesia terbesar berasal dari Australia, yakni mencapai 4,23 juta ton atau sekitar 37% dari total impor. Terbesar kedua dari Ukraina seberat 1,98 juta ton atau sekitar 17% dan ketiga dari Kanada mencapai 14,7% dari total impor.
Berdasarkan profil penggunaan gandum dalam negeri, industri besar dan modern yang menggunakan mesin berteknologi tinggi, ditangani secara profesional, serta oleh perusahaan tercatat di bursa hanya mencapai 34%. Sementara 64% sisanya justru digunakan oleh industri kecil. Antara lain untuk pembuatan usaha bakery, biskuit, cake, hingga kue basah.