Pertumbuhan konsumsi Rumah Tangga (RT) mencapai level terendahnya dalam tujuh tahun terakhir. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan 2010 dari komponen pengeluaran rumah tangga pada 2017 sebesar Rp 5.379,5 triliun, hanya tumbuh 4,95% dari tahun sebelumnya. Capaian ini lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya.
Kenaikan harga bahan bakar minyak, pulsa telepon, bahan pangan, serta tarif daya listrik menjadi pemicu melambatnya pertumbuhan konsumsi masyarakat. RT dengan penghasilan menengah ke bawah paling terkena dampak kenaikan harga-harga tersebut ditambah lagi dengan kenaikan jasa transportasi maupun biaya sewa tempat tinggal. Penghasilan yang mereka terima tidak mampu mengimbangi kenaikan harga-harga barang dan jasa sehingga cenderung menghemat anggaran belanjanya.
Sementara masyarakat berpenghasilan tinggi juga menahan diri untuk membelanjakan uangnya. Mereka lebih memilih menempatkan dananya di tabungan atau untuk berinvestasi. Ini yang membuat pertumbuhan konsumsi masyarakat di level terendahnya sejak 2011.