Produksi minyak kelapa sawit (CPO) Indonesia pada 2016 hanya mencapai 31,5 juta ton, turun 3 persen dari tahun sebelumnya. Penurunan ini merupakan yang pertama kalinya sejak 2010. Tidak hanya produksi, ekspor CPO Indonesia pada 2016 juta turun 4,92 persen menjadi 25,1 juta ton dari tahun sebelumnya.
Harga CPO Malaysia/Indonesia untuk kontrak Mei 2017 di bursa komoditas Rotterdam pada 26 April 2017 ditutup di level US$ 680 per metrik ton, turun 14,87 persen dari posisi akhir 2016, yakni US$ 790 per metrik ton. Harga CPO juga menyusut 18,73 persen jika Jika dibandingkan dengan harga tertiggi 2017, yakni US$ 827,5 per metrik ton pada 24 Januari.
Ekspor CPO ke Eropa sering mengalami masalah karena lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia dianggap merusak hutan hujan di daerah tropis sehingga parlemen Eropa melakukan resolusi pelarangan penggunaan minyak sawit. Namun, dari para pelaku usaha minya sawit mengatakan bahwa sulitnya CPO masuk ke Benua Eropa ada kaitannya dengan persaingan usaha. Sebab, di Eropa sudah ada minyak minyak nabati seperti minyak kanola, minyak kedelai, maupun minyak bunga matahari. Namun, minyak sawit memiliki keunggulan, baik untuk memasak ataupun menggoreng. Selain itu, produksi minyak sawit lebih efisien dibandingkan dengan produksi minyak lainnya.