Sepanjang 2016, PT Pertamina (Persero) behasil membukukan laba bersih US$ 3,14 miliar (sekitar Rp 42 triliun), melonjak 121,1 persen dari tahun sebelumnya sebesar US$ 1,42 miliar (sekitar Rp 19 triliun). Meskipun pendapatan perusahaan milik pemerintah tersebut menurun 12,7 persen menjadi US$36,45 miliar, tapi laba Pertamina justru meningkat tajam karena efisiensi.
Sepanjang 2016 Pertamina berhasil mencatat efisiensi finansial sebesar US$ 2,67 miliar. Beberapa langkah inisiatif dan efisiensi seperti re-negoisasi kontrak eksisting, optimalisasi persedian, maupun dari desentralisasi material berhasil menopang laba perusahaan.
Selain itu, selisih Alpha untuk reformasi pengadaan minyak mentah, efisiensi pengadaan dan efisiensi dari pembelian LPG dari Iran. Langkah lainnya meningkatnya volume penjualan Pertalite dan varian baru solar (Dexlite), serta pengendalian losses Direktorat Pemasaran.