Indonesia kerap digadang-gadang sebagai salah satu negara produsen cokelat atau kakao olahan terbesar di dunia.
Namun, jika melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang 2017 hingga 2021 produksi kakao Indonesia dari perkebunan besar terus mengalami penurunan.
BPS mencatat total produksi cokelat dari perkebunan besar berjumlah 2,9 ton pada 2021. Jumlah ini turun 39,6% dibandingkan produksi tahun 2020 yang berjumlah 4,8 ton, sekaligus menjadi yang terendah dalam 5 tahun terakhir seperti terlihat pada grafik.
Angka yang tercatat di sini hanya cokelat dari perkebunan besar, yakni perkebunan yang diselenggarakan atau dikelola secara komersial oleh perusahaan yang berbadan hukum. Perkebunan besar ini terdiri atas Perkebunan Besar Negara (PBN) dan Perkebunan Besar Swasta (PBS) Nasional/Asing.
Jika dilihat dari wilayahnya, penghasil cokelat terbesar di Indonesia berasal dari provinsi-provinsi di Sulawesi dan Sumatera.
Namun, luas perkebunan kakao di sejumlah wilayah sudah mengalami penurunan. Di Sumatera, misalnya. Menurut penelitian tim akademisi dari Institut Pertanian Bogor (IPB), selama periode 2012-2016 terjadi penurunan luas areal kakao di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, yang salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan perkebunan kakao menjadi kelapa sawit.
(Baca Juga: Deretan Merek Cokelat Termahal di Dunia, Ada yang Harganya Lebih dari Rp 14 Miliar)