Nanas menjadi komoditas buah unggulan dengan volume ekspor paling tinggi di Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, volume ekspor nanas mencapai 236.226 ton pada 2019, meningkat sebesar 7.693 ton dari tahun 2018. Sementara, volume ekspor pisang hanya sebesar 22.745 ton, mangga 2.470 ton, jeruk 2.079 ton, dan durian 360 ton.
Laporan Worldatlas.com menyatakan, Indonesia menjadi produsen nanas terbesar ke-9 di dunia dengan produksi 1,39 juta ton per tahun pada 2018. Untuk komoditas buah lain, Food and Agriculture Organization (FAO) melaporkan bahwa Indonesia berhasil menembus peringkat ke-8 dunia sebagai produsen jeruk dan peringkat ke-3 dunia sebagai produsen pisang. Adapun, negara-negara yang menjadi tujuan utama pasar ekspor buah Indonesia antara lain Tiongkok, Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Hongkong.
(Baca: Indonesia Produsen Nanas Terbesar ke-9 di Dunia)
Kendati demikian, Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengembangan buah karena minimnya lahan produksi tanpa adanya campur tangan teknologi budidaya. Kadin menilai tantangan itu semakin berat karena semua negara turut mengalami ancaman krisis pangan pada saat ini. Belum lagi adanya ancaman perubahan iklim serta kemarau ekstrem yang mengancam 30% wilayah Indonesia.
Dalam pengembangan industri buah lokal, pemerintah telah mencanangkan program Revolusi Oranye sejak Mei 2013. Program tersebut bertujuan memenuhi kebutuhan konsumsi buah dalam negeri secara mandiri. Selain itu, program tersebut ingin menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar buah-buahan tropis di Asia Tenggara pada 2025 dan dunia pada 2045.
Silakan klik tautan ini dalam kategori: bisnis & industri >> hortikultura untuk mendapatkan data selengkapnya.