Petani Padi dan Palawija Indonesia yang Kaya Tidak Sampai 1% pada 2024

Kajian Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) yang bersumber dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 menunjukkan, hanya 0,07% petani Indonesia di sektor padi dan palawija yang masuk kategori kaya.

Selebihnya, masuk kategori kelas menengah, calon kelas menengah, rentan miskin, dan miskin.

“Sebanyak 10,75 juta petani (53,76%) merupakan penduduk calon kelas menengah yang suatu waktu mudah sekali untuk jatuh ke kelas ekonomi rentan miskin dan miskin,” tulis IDEAS dalam laporannya.

Rincian kelas lainnya, yakni 25,10% kelompok rentan miskin; 11,81% petani kelas menengah; dan dan 9,26% petani hidup dalam kemiskinan.

IDEAS menjelaskan, proporsi penduduk yang tergolong miskin dan rentan miskin di sektor pertanian padi dan palawija, termasuk sektor hortikultura dan perkebunan, mengindikasikan korelasi antara keterlibatan dalam sektor pertanian dengan tingkat kesejahteraan ekonomi yang rendah.

Menurut IDEAS, hal tersebut mencerminkan tantangan struktural dalam pembangunan sektor pertanian yang belum sepenuhnya mampu meningkatkan taraf hidup pelaku utamanya.

“Rendahnya produktivitas, keterbatasan akses terhadap teknologi dan permodalan, serta ketidakstabilan harga hasil pertanian menjadi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut,” jelas IDEAS.

(Baca: Tingkat Kemiskinan Jadi Sorotan Ekonom dalam "7 Desakan Darurat Ekonomi")