Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga acuan nikel Indonesia sebesar US$17.472,38 per dry metric tonne (dmt) pada Mei 2024.
Angka itu naik tipis sekitar 0,27% dari April 2024 yang sebesar US$17.424,52 per dmt. Tendensi kenaikan masih berlanjut, mengingat April 2024 sempat naik agresif sekitar 8,75% dari Maret 2024 yang sebesar US$16.021,67 per dmt.
Harga acuan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI Nomor 112.K/MB.01/MEM.B/2024 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Bulan Mei Tahun 2024, pada 21 Mei 2024.
(Baca Katadata: Harga Nikel Acuan Indonesia Naik 0,27% pada Mei 2024)
Diwartakan Katadata, harga nikel melonjak ke level tertinggi dalam hampir sembilan bulan terakhir. Kondisi tersebut dipicu oleh kerusuhan politik di Kaledonia Baru. Negara ini merupakan salah satu pemilik cadangan terbesar di dunia dan menghasilkan sekitar 6% produksi nikel global.
Harga nikel berjangka melonjak hampir 7% di London Metal Exchange menjadi US$ 21.150 per ton, per 19 Mei lalu. Angkanya sedikit melandai pada akhir perdagangan hingga hanya tercatat naik sekitar 5%. Namun, harga terkoreksi ke level US$ 21.080 per ton pada penutupan perdagangan Senin (21/5/2024).
Lonjakan harga pada akhir pekan lalu bertepatan dengan keluarnya laporan Badan Energi Internasional (IEA) yang memperkirakan tingginya permintaan nikel dan mineral lainnya yang penting untuk transisi ke energi yang lebih ramah lingkungan.
“Kami telah melihat kerusuhan ini. Jika Kaledonia Baru memiliki masalah yang berkelanjutan, maka hal ini akan berdampak pada harga,” kata analis di Amalgamated Metal Trading, Dan Smith, seperti dikutip dari Financial Times pada Selasa (21/5/2024).
Harga nikel telah turun sekitar 32% dari sekitar US$ 31,000 pada awal 2023 karena Indonesia, produsen terbesar, mengalami peningkatan pasokan. Di sisi lain, terjadi pelemahan permintaan karena penjualan kendaraan listrik yang lebih lemah dari perkiraan.
(Baca juga: Bank Dunia Prediksi Harga Nikel Turun 21% pada 2024)