Berdasarkan data Badan Pusat Statistik sumbangan devisa dari hasil ekspor minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) pada 2018 mencapai US$ 17,9 miliar setara Rp 250 triliun. Nilai tersebut hanya kalah dari ekspor batu bara yang mencapai US$ 20,63 miliar.
Luas lahan perkebunan sawit rakyat pada 2018 mencapai 5,81 juta ha (angka sementara). Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,57 juta ha atau 78,56% merupakan lahan tanaman menghasilkan (mature). Sementara 1,16 juta ha atau 19,98% adalah lahan tanaman yang belum menghasilkan (immature) dan 84 ribu ha atau 1,45% merupakan lahan tanaman yang sudah tidak menghasilkan (damaged). Adapun jumlah petani yang menggantungkan hidup dari perkebunan sawit mencapai 2,67 juta kepala keluarga (kk).
Ada sejumlah masalah yang dihadapi petani sawit sehingga produktitivas sawit perkebunan rakyat rendah sehingga kalah bersaing dengan perkebunan besar, di antaranya kurangnya pendampingan oleh pemerintah termasuk bantuan pengadaan bibit sawit, dan tumpang tindih lahan (legalitas). Akibatnya, produktivitas sawit perkebunan rakyat pada 2018 hanya 3.066 kg per ha. Angka tersebut lebih rendah dari produktivitas perkebunan besar negara yang mencapai 3.681 kg per ha maupun perkebunan besar swasta yang mencapai 4.069 kg per ha.