Produksi jengkol Indonesia mencapai 157,16 ribu ton pada 2023.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi jengkol nasional naik 1248 ton (0,8%) dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan naik 60,23 ribu ton (62,14%) dalam 5 tahun terakhir.
Pada 2023, produksi jengkol terbesar nasional berada di Sumatera Barat sebanyak 21,3 ribu ton. Diikuti Jawa Barat 19,76 ribu ton, Lampung 18,84 ribu ton, dan Jawa Tengah 16,79 ribu ton.
Adapun produksi jengkol paling sedikit berada di Nusa Tenggara Barat 1 ton, Papua Barat 6 ton, dan Maluku 12 ton.
Di sisi lain, ada 7 provinsi yang tercatat tidak menghasilkan jengkol pada 2023, di antaranya DKI Jakarta, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Bali, Maluku Utara, Gorontalo, dan Sulawesi Utara.
Berikut 10 provinsi penghasil jengkol terbesar nasional pada 2023 menurut BPS.
- Sumatera Barat: 21,3 ribu ton
- Jawa Barat: 19,76 ribu ton
- Lampung: 18,84 ribu ton
- Jawa Tengah: 16,79 ribu ton
- Kalimantan Barat: 12,9 ribu ton
- Sumatera Utara: 9963 ton
- Banten: 9303 ton
- Sumatera Selatan: 8207 ton
- Jambi: 8077 ton
- Aceh: 7982 ton
Berikut 10 provinsi penghasil jengkol paling rendah di Indonesia pada 2023.
- Nusa Tenggara Barat: 1 ton
- Papua Barat: 6 ton
- Maluku: 12 ton
- Kalimantan Utara: 30 ton
- Papua: 47 ton
- DI Yogyakarta: 154 ton
- Sulawesi Tenggara: 409 ton
- Kep. Bangka Belitung: 764 ton
- Kep. Riau: 927 ton
- Jawa Timur: 1066 ton
(Baca: Pengeluaran Penduduk Kabupaten Sumbawa untuk Membeli Buah-Buahan per Minggu)