Nilai ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) pada 2015 mencapai US$ 16,5 miliar atau sekitar Rp 224 triliun dengan kurs Rp 13.975 per dolar Amerika. Capaian ini mampu mengalahkan nilai ekspor ke Cina, yakni senilai US$ 15 miliar. Nilai ke Amerika pada 2015 hanya turun tipis 1,8 persen, sementara ekspor ke Cina merosot cukup dalam sebesar 17 persen.
Sebelumnya, nilai ekspor ke Cina selalu menjadi yang terbesar dibandingkan dengan negara tujuan utama ekspor Indonesia. Melambatnya perekonomian Negeri Tirai Bambu ini yang berimbas terhadap lesunya permintaan impor dari Indonesia membuat kinerja ekspor ke Cina turun pada 2015. Ditambah lagi adanya larangan untuk mengekspor barang tambang dalam bentuk mentah.
Presiden Joko Widodo meminta agar nilai tukar rupiah tidak diukur hanya dengan dolar AS, tetapi juga terhadap yuan. Menurut dia, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika tidak bisa dijadikan satu-satunya patokan untuk mengukur ekonomi Indonesia. Hal ini terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika pasca terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden Amerika Serikat meskipun secara fundamental ekonomi Indonesia cukup bagus.